Oleh : Yissa Luthana

Keberadaan bahan pengawet pada bahan makanan tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Pengawet merupakan bahan yang ditambahkan untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan atau pembusukan minuman atau makanan. Dengan penambahan pengawet tersebut, produk minuman diharapkan dapat terpelihara kesegarannya. Namun, produsen hendaknya tidak menambahkan dua jenis makanan itu sesuka hati, karena bahan pengawet ini akan jadi berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.

Bahan pengawet benzoat banyak digunakan sebagai pengawet makanan. Meski kandungan bahan pengawet tersebut umumnya tidak terlalu besar, akan tetapi jika dikonsumsi secara terus-menerus tentu akan berakumulasi dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak lain dari bahan pengawet minuman adalah kanker, dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya cairan di dalam tubuh. Bisa juga naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air oleh natrium .

Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid). Benzoat biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoat, dengan ciri-ciri berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar. Natrium benzoat merupakan zat tambahan (eksipien) yang digunakan sebagai pengawet. Produsen sediaan farmasi oral (yang dimakan) biasa menggunakannya. Natrium benzoat memiliki ambang batas penggunaan 600 mg/l .

Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan. Dan sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan meningkatkan keasaman dari urin (Mroz et al., 2000). Batas atas benzoat yang diijinkan dalam makanan 0,1% di Amerika Serikat, sedangkan untuk negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk negara-negara Eropa batas benzoat berkisar antara 0,015-0,5% .

Sodium benzoat diproduksi dengan menetralisasi dari asam benzoat dengan sodium hidrosida. Dunia mulai memproduksi sodium benzoate tahun 1997 yang diperkirakan sekitar 55000-60000 ton. Produsen sodium benzoat terbesar adalah Netherlands, Estonia, Amerika Serikat, dan Cina. Walaupun tidak disosialisasikan asam benzoat agen yang efektif untuk antimikrobia untuk tujuan pengawetan, sodium benzoat lebih disukai dalam penggunaannya karena 200 kali lebih mudah larut dibandingkan asam benzoat. Sekitar 0,1% umumnya cukup untuk pengawetan pada produk yang telah dipersiapkan untuk diawetkan dan disesuaikan ke pH 4,5 atau dibawahnya. Pasar utama dari sodium benzoat adalah dalam pengawetan soft drink, minuman sirup fruktosa jagung yang tinggi, sodium benzoat jarang digunakan sebagai pengawet dalam acar, saus, dan jus buah. Sodium benzoat juga digunakan dalam pembuatan obat dengan tujuan pemeliharaan (batas atas 1,0% dalam larutan obat) dan mengobati cara hidup dalam perlakuan dari pasien dengan peredaran urea enzymopathies . Asam benzoat dan sodium benzoat atau yang dikenal dengan Natrium benzoat (C6H5COONa) secara luas dapat diterapkan sebagai bahan pengawet dalam sejumlah produk yang dikonsumsi oleh manusia .
Pengukuran benzoat dapat menggunakan HPLC. Mekanisme pemisahan yang terjadi didasarkan pada kompetensi antara fase gerak dan sampel berikatan dengan kolom. Zat yang keluar terlebih dahulu, adalah zat yang yang lebih polar daripada zat yang lainnya, sedangkan zat yang tertahan lebih lama dari kolom, merupakan zat yang lebih non polar. Semakin polar fase gerak, waktu tambat sampel semakin lambat dan semakin non polar fase gerak, sampel semakin cepat keluar.

Analisa Natrium Benzoat juga bisa dilakukan dengan metode kuantitatif seperti ini :

Prinsip analisa : sampel (bahan/produk yang akan dianalisa) dijenuhi dengan larutan NaCl sehingga asam benzoat di dalam sampel diubah menjadi Na Benzoay yang larut dengan penambahan NaOH. Natrium benzoat yang larut kemudian diasamkan dengan asam klorida (HCl) berlebih, dan yang tidak larut diekstrak dengan kloroform. Residu endapan yang dihasilkan dilarutkan dengan alkohol dan kemudian dititrasi dengan NaOH standard.

Persiapan sampel :

•         Bahan dihaluskan dan dilarutkan dalam labu takar .

•         Ditambahkan bubuk NaCL berlebih dan dibuat larutan Alkali dgn NaOH berlebih (uji menggunakan kertas laksmus)

•         Pengenceran sampai tanda tera dengan larutan. NaCl jenuh. Dilakukan pengocokan.

•         Penyaringan menggunakan kertas whatman No. 4.

•         Pipet sampel dengan tepat ( 100 ml) lalu ditambahkan HCL sampai netral

•         Ekstrak sampel dengan khloroform beberapa kali (70, 50, 40 & 30 ml secara berturut-turut), jika terbentuk emulsi, dilakukan pengadukan sampai emulsi hilang

•         Kalau perlu sentrifuge, agar diperoleh filtrat jernih.

•         Pindahkan semua filtrat hasil ekstraksi ke dalam erlenmeyer 250 ml, cuci labu pemisah dengan khloroform 5-10 ml.

•         Ekstrak didistilasi  dan diuapkan diatas penangas air sampai tinggal beberapa tetes

•         Keringkan residu ke dalam desikator berisi H2SO4 pekat semalam.

•         Titrasi: Larutan. Residu (NaBenzoat) dalam alkohol 50 ml (netral), pengenceran dengan air 15 ml, lalu diberikan indicator PP 2 tetes dan terakhir dititrasi dengan NaOH 0.05 N

Perhitungan :

•         Kadar NaBenzoat (ppm) =

Vol Titer X N NaOH X 144 X vol.awal pd persiapan sampel X 1000.000

_________________________________________

Vol utk penetapan X berat sampel X 1000

(catatan : metode analisa Na Benzoat diambil dari catatan kuliah Analisa Pangan  Prof. Dr. Ir. H. Simon Bambang Widjanarko, PHd, Guru Besar Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang)

Daftar Pustaka :

Mroz, Z ; A. W. Jongbloed ; K. H. Partanen ; K. Vreman ; P. A. Kemme & J. Kogut. The Effects Of Calcium Benzoate In Diets With Or Without Organic Acids On Dietary Buffering Capacity, Apparent Digestibility, Retention Of Nutrients, And Manure Characteristics In Swine. Journal Of Animal Science. 78. Pp. 2622-2632.

Sediadi, A. dan Esti, 2000. Pengawetan dan Bahan kimia. http://ui.vlsm.org/bebas/v12/artikel/ pangan/PIWP/pengawetan.pdf. Download tanggal 28 Mei 2008.

Wibbertmann, A ; J. Kielhorn ; G. Koennecker ; I. Mangelsdorf, & C. Melber. (2000). Benzoic Acid And Sodium Benzoate. Fraunhofer Institute for Toxicology and Aerosol Research Hanover. Germany.

About Khamir_Yeast

Pengajar dan Penulis Independen, Penyayang Kucing, Karakter : Humoris tapi Gampang Tersinggung, Agak temperamental dan cepat emosi, Cepat memaafkan, Lebih suka menganalisa sebelum berkomentar, Bersahabat tapi gak suka dengan orang yang Lebay. Suka makanan yang pedas. Hobi melukis, berenang, dan memasak. Moto Hidup : BATU saja bisa PECAH apalagi MASALAH ....

4 responses »

  1. whimpy says:

    Tolong nanya mbak, apakah Natrium benzoat dapat diaplikasikan dengan tujuan untuk mengawetkan minuman sari tebu? Bagaimana pengaplikasiannya dan berapa takarannya? Apakah dengan Natrium benzoat minuman sari tebu bisa awet dengan disimpan dalam kemasan cup?

    Makasih mbak, salam kenal……

    • yissaprayogo says:

      Na benzoat emang pengawet khusus makanan …. meski sintetis… tapi Na Benzoat diperbolehkan digunakan sebagai pengawet salah satunya untuk minuman sari tebu, namun harus sesuai dengan aturan dosis penggunaannya, tidak boleh melebihi dosis yg diizinkan. Setahuku dosisnya 1gram/1 kg produk …. gak boleh lebiih loooh bisa bahaya, emang sih efeknya gak langsung kelihatan tapi kan bisa terakumulasi dan menumpuk hahaha…. kalau dosisnya dikurangi itu gak papa, cuma daya awetnya berkurang….

      pertanyaan, apakah bisa diaplikasikan ke sari tebu.,.. bisa aja, hampir beberapa produk minuman instan banyak yg make Na Benzoat/sodium benzoat,… pengaruhnya ke rasa sih ada,,,tapi dikit, hampir gak kerasa… agak pahit gimana gitu tapi gak pahit2 amat….

  2. Lie Hian says:

    mba…yang cantik en pinter….mau nanya nii kandungan sodium benzoat 600ml/ liter minuman dapat mengawetkanya brapa lama yaa…………
    tq atas jawannya ,….

Leave a comment